Masjid Baitul Hikmah BSD Selenggarakan Sholat Gerhana Bulan Total : Keteraturan Ciptaan dan Kebesaran Allah

Penulis : Suradi, SE, MM-Baitul Hikmah BSD

Antara makrokosmos dan mikrokosmos. Kita tentu mengimani bahwa keberadaan alam semesta beserta segenap isinya adalah salah satu bukti kemahakuasaan Allah. Mulai dari skala makrokosmos hingga mikrokosmos.

Struktur skala makro alam semesta tercermin melalui galaksi, gugusan bintang-gemintang hingga sistem keplanetan atau tata surya. Semuanya berukuran sangat besar namun sangat jauh sehingga banyak yang hanya bisa dilihat melalui teleskop-teleskop raksasa berteknologi tercanggih pada saat ini.

Berkas cahaya yang mereka pancarkan membutuhkan waktu ratusan ribu, jutaan, ratusan juta, dan bahkan ada yang sampai bermiliar tahun untuk tiba di bumi. Padahal seberkas cahaya mampu menempuh jarak 300.000 kilometer dalam setiap detiknya.

Demikian pula struktur skala mikro alam semesta yang meliputi proton, elektron, atom, molekul hingga benda-benda renik lainnya. Semuanya adalah makhluk Allah dan tak satu pun yang lepas dari sunnatullah.

Inilah makna Allah sebagai Rabbul ‘alamin, pemilik sekaligus penguasa dari seluruh keberadaan. al-Khaliqu kullasyai pencipta segala sesuatu. Apa pun dan siapa pun, baik yang sudah kita ketahui hingga saat ini maupun yang belum diketahui. Allah menciptakan segala sesuatu adalah tak lain sebagai ayat atau tanda akan keberadaan-Nya.

Patut disyukuri pada saat ini kita telah memiliki pengetahuan lebih baik dalam memahami gerhana bulan, yang termaktub dalam Ilmu Falak. Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 33 : “Dia telah menundukkan bagimu Matahari dan Bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah pula menundukkan bagimu malam dan siang.” (QS Ibrahim 14 : 33).

Antara matahari dan bulan. Matahari dan bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap bumi diam, bulan dan matahari yang mengitari bumi dalam konsep geosentris. Kemudian berkembang pemahaman, matahari yang diam sebagai pusat alam semesta, sementara itu, benda-benda langitlah yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris.

Bulan dan matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing. Dalam Al-Qur’an memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya, sesungguhnya bulan dan matahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya.

Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 5 : “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya. Dialah pula yang menetapkan tempat-tempat orbitnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu, kecuali dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada kaum yang mengetahui.” (QS Yunus 10 : 5).

Tata cara sholat gerhana bulan. Adapun tata cara melaksanakan shalat gerhana bulan (khusuf) sebagai berikut :
1. Niat shalat gerhana yang dibarengi dengan takbiratul ihram. Adapun lafal niatnya : Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Saya niat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat karena Allah.”
2. Membaca doa Iftitah.
3. Membaca Ta’awudz dan Al-Fatihah.
4. Membaca surat Al-Qur’an dengan jahr (lantang).
5. Rukuk pertama (lama)
6. Bangkit dari ruku (I‘tidal)
7. Membaca surat Al-Fatihah kembali.
8. Membaca surat yang lebih pendek dari surat pada poin 4.
9. Rukuk kedua (lebih singkat dari rukuk pertama).
10. Bangkit dari ruku (I‘tidal).
11. Sujud pertama
12. Duduk di antara dua sujud.
13. Sujud kedua.

Selanjutnya berdiri untuk melaksanakan rakaat kedua dan tata caranya pun sama sebagaimana pada rakaat pertama. Hanya saja, bacaan suratnya lebih pendek daripada bacaan surat pada rakaat pertama. Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan tasyahud akhir dan ditutup dengan salam. Tata cara shalat Khusuf atau gerhana bulan itu pada dasarnya adalah sama seperti shalat sunnah pada umumnya. Perbedaannya terletak pada jumlah rukuk dan sujud yang dilakukan di setiap rakaatnya.

Sholat gerhana bulan di masjid Baitul Hikmah BSD. Ketua DKM Baitul Hikmah (Rinaldi Agusyana) mengucapkan alhamdulillah bahwa pada Senin, 8 September 2025 pk. 00.05 Wib dini hari, masjid Baitul Hikmah BSD menyelenggarakan shalat Khusuf (Shalat Gerhana Bulan) secara berjamaah. Kegiatan ini dimakmurkan atau diikuti oleh para pengurus DKM Baitul Hikmah, pengurus Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka, jamaah sekitar Nusaloka BSD, para santri dan asatidz pesantren Markaz Hadits Bilal bin Rabah yang berlokasi dalam satu area masjid Baitul Hikmah. Sebagai imam sholat gerhana bulan adalah Ustadz Syarif dan khotib Ustadz Zaenal dari pesantren Markaz Hadits.

Dalam kesempatan tersebut, jamaah diingatkan bahwa gerhana adalah tanda kebesaran Allah. "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah" (Al Hadits).

Selain menjadi ibadah sunnah, kegiatan ini juga menjadi momen syiar dan edukasi, bahwa fenomena alam yang luar biasa dapat memperkuat iman dan mengingatkan kita pada keteraturan ciptaan Allah sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an.

"Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Yasin 36 : 39–40)

Lebih lanjut Rinaldi Agusyana mengungkapkan, kami segenap pengurus DKM Baitul Hikmah, mengucapkan terima kasih kepada seluruh jamaah yang hadir dan berpartisipasi dalam syiar Islam. Teriring doa semoga kegiatan ini membawa keberkahan, menumbuhkan rasa syukur, dan mempererat ukhuwah Islamiyah di antara kita. Mari kita terus makmurkan masjid dengan ibadah, ilmu, dan amal shalih.

Terus berjuang dan berjuang terus menimba ilmu dan hikmah di jalan kebaikan dan kebenaran. Sebagai penutup ijinkan penulis berbagi pesan moral berupa pantun berikut ini.

Jalan-jalan ke kota Tangerang Selatan
Ada taman kota yang sungguh indah.
Dengan menunaikan sholat gerhana bulan,
Terkandung banyak ilmu dan hikmah.